Minggu, 26 Desember 2010

Perempuan Berleher Jerapah


 Di belahan bumi manapun, perempuan suka tidak suka sering dilihat dan dinilai hanya dari segi fisiknya, semakin cantik atau menarik seorang wanita, kans untuk mendapatkan pasangan akan semakin terbuka lebar, bahkan kalau bisa mendapatkan pasangan yang bisa mengangkat derajad perempuan tersebut. Setidaknya pomeo ini berlaku sampai saat ini, dimanapun. Menyedihkan sekaligus memprihatinkan. Terkesan tidak adil memang, tapi inilah faktanya. Oleh karena itulah, berbagai cara dilakukan untuk menjadi cantik secara fisik.

Dan ini sama, berlaku di manapun di dunia ini selama masih ada makhluk perempuan. Seringkali para perempuan melakukan apa saja demi memperoleh status cantik di mata lelaki. (Baca : menurut standard kaum lelaki). Bahkan tidak jarang sampai menyakiti diri sendiri. Tentu saja standard cantik di berbagai daerah dan negara berbeda-beda. Beauty is the eye's of beholder. 

Yang dianggap cantik di negara tertentu, mungkin saja dianggap mengerikan bagi negara lain. Salah satunya adalah standard cantik yang dianggap 'tidak wajar' wanita di Kayan atau Karen, sebuah daerah terpencil dengan beberapa suku minoritas yang tinggal di perbatasan Burma dan Thailand, khususnya suku Padaung atau Pa Dong.




Para perempuan Kayan yang terdiri dari beberapa suku, untuk mengidentifikasi ciri khas di antara suku yaitu dapat dibedakan dari jenis pakaian adat yang dikenakan. Berbeda suku berbeda bahasa, adat dan ciri khas berpakaian. Adalah Suku Kayan Lahwi atau Padaung yang dikenal dengan ciri khasnya yaitu pemakaian neck ring atau kerangkeng leher. Leher yang dililit kalung berbentuk spiral yang dibuat dari tembaga berwarna kuning. Selain sebagai asesori juga sebagai lambang kecantikan wanita suku tersebut. Di sebuah pedesaan dalam salah satu film dokumenter National Geographic digambarkan, sebagai desa perempuan berleher jerapah, semua perempuan penduduk desa tersebut mulai dari kanak-kanak sampai nenek-nenek berusia lanjut mempunyai ciri khas, lilitan di lehernya.


Pemakaian kalung istimewa ini dimulai ketika seorang anak berusia sekitar lima tahun. Yang biasanya pada anak seumur itu, hanya berupa dua lilitan. Setiap dua atau tiga tahun, kalung yang lebih merupakan sebagai kerangkeng yang mencengkeram leher, ditambah lilitannyaa misalnya dari dua menjadi empat atau lima lilitan. Demikian seterusnya, makin tua usia makin banyak lilitan di lehernya. Makin panjang pula lehernya. Dan karena beban kalung semakin berat seiring dengan bertambahnya umur, membuat tulang leher akan terus turun melesek dan menekan tulang punggung sehingga kedua pundak nampak tidak balance melorot. Dan leher kian panjang lurus bak leher jerapah.



 Ironisnya, bertolak dari anggapan umum selama ini yang menganggap perempuan dengan kerangkeng leher akan dapat memperpanjang leher seorang perempuan, sejatinya adalah merupakan ilusi atau kesan yang ditimbulkan akibat leher yang secara paksa ditarik yang diakibatkan dengan rusaknya clavicle. Leher seakan nampak melar panjang secara paksa. Dari hasil X-ray diketahui bahwa tulang penyangga leher dan sekitar mengalami perubahan bentuk, dan mengakibatkan tulang dan otot leher sangat lemah, apabila pemakain kerangkeng leher ini selama puluhan tahun dan dilepas, akan sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian. Leher rentan sekali dan mudah patah.

Banyak alasan seputar pemakaian kerangkeng leher ini, ada yang percaya bahwa dulu, perempuan dipaksa dikerangkeng lehernya untuk memberi kesan kurang menarik bagi orang dari luar suku mereka, yang pada jaman tersebut, wanita yang dianggap cantik menarik akan dirampas secara paksa oleh suku lain dan selanjutnya dijadikan sebagai budak. Namun ada pendapat lain yang mengemukakan alasan sebenarnya bahwa pemasangan kerangkeng ini justru untuk membuat perempuan jauh lebih menarik dan nampak cantik dengan leher yang jenjang khas perempuan dan menciptakan sexual dimorphism, daya tarik seksual yang kuat bagi kaum lelaki. Pendapat kedua inilah yang lebih banyak diyakini.

Selain itu juga adanya pendapat bahwa lilitan kalung tembaga atau kerangkeng tembaga ini untuk membuat perempuan seperti naga yang artinya kuat sekaligus indah. Naga, adalah merupakan binatang suci suku Kayan. Seperti yang diuangkap di bagian prolog, secara literal, kerangkeng leher untuk mencegah gigitan harimau, sebenarnya kepercayaan itu lebih dipercaya sebagai makna simbolis belaka.

Para perempuan Kayan, kenyataannya paham sekali makna dibalik pemakaian kerangkeng leher, apapun alasannya mereka tidak keberatan karena sudah merupakan tradisi turun temurun. Walau mereka lebih bangga jika dikatakan bahwa kerangkeng leher ini sebagai lambang identitas khas budaya Kayan. Pemakaian kerangkeng ini tentu saja dalam prakteknya tidak akan membuat perempuan merasa tercekik, dan susah bernafas dan akan mengganggu aktifitas sehari-harinya. Yang ada bukannya mereka merasa terganggu namun mereka nampak wajar seperti perempuan normal lainnya. Mereka melakukan pekerjaan sehari-hari dari memasak sampai menenun tanpa hambatan.

Yang benar adalah, pemakaian kerangkeng selama bertahun-tahun akan melemahkan otot-otot leher dan membuat leher sangat beresiko untuk patah. Beberapa perempuan Kayan yang tinggal di kawasan pengungsi di Thailand, melepaskan kerangkeng dengan alasan medis, namun ada juga banyak dari mereka yang bersikeukeh memakai kerangkeng leher karena selain pelepasan kerangkeng bisa membahayakan mereka juga mereka para perempuan ini sudah menganggap lilitan tembaga di lehernya adalah bagian dari tubuhnya. Hal ini dilakukan oleh mereka yang sudah memakai kerangkeng leher puluhan tahun.

Tahun 2006 banyak generasi muda yang belum begitu lama memakai kalung terutama yang tinggal di kawasan Mae Hong Son memilih untuk melepaskan kerangkeng leher demi memperoleh kesempatan untuk melanjutkan studi. Ya, kesadaran pentingnya ilmu pengetahuan telah mulai merambah generasi muda wanita Kayan. Selain alasan studi, mereka memilih melepas kerangkeng leher juga sebagai bentuk protes terhadap eksploitasi budaya. Demikian juga para pengungsi yang tinggal di kawasan pengusi di Thailand melepaskan kerangkengnya. Walau sebagian mengaku, dengan melepaskan kerangkengnyaa ada rasa ketidak-nyamanan namun setelah tiga tahunan, mereka merasa lebih normal.

Perkembangan jaman telah merubah generasi muda untuk memilih meninggalkan tradsisi meng-kerangkeng leher, hanya di dearah-daerah yang terpencil masih sering dipraktekkan, generasi yang lebih tua tentu tetap mempertahankan tradisi ini. Di Thailand, wanita ber-leher jerapah, dewasa ini menjadi sangat popular di kalangan turis di seluruh dunia. Berbondong-bondong turis dari berbgai manca negara ingin melihat dan menyaksikan secara langsung. Pomosi gencar-gencaran terutama dari para operator turis di Thailand, menjadikan desa-desa terpelosok maupun kawasan pengsungsian menjadi terkenal.

Peluang ini tentu tidak disia-siakan, selain wanita berleher jerapah ini sebagai objek wisata, mereka juga dikaryakan dengan memproduksi hasil kerajinan masyarakat setempat. Walaupun tentu dengan berhasilnya upaya promosi wanita berleher jerapah ini, menimbulkan pro dan kontra. Banyak protes dari berbagai organisasi dunia yang ditujukan kepada pemerintah setempat dan pemerintah Thailand pada umumnya tentang eksploitasi budaya dan menjadikan para wanita tersebut sebai komoditi human zoo. Yang tentu saja dianggap tidak berperikemanusiaan.

Adalah Zember, nama salah seorang gadis Kayan yang namanya popular di berbagai negara, gara-gara gambar yang menampilkan dirinya saat dia masih kanak-kanak dengan senyum polos dan memamerkan leher jerapahnya, sebagai icon ajang promosi wisata yang dipasang di sebuah display di daerah turis di Thailand yang kelak mampu menarik jutaan pengunjung dari seluruh dunia namun juga sekaligus menggoncangkan dunia. Suku Kayan yang semula tidak banyak yang tahu mendadak melejit terkenal di saentaro jagad. Kayan identik dengan wanita eksotik berleher jerapah. Saat ini Zember berusia 23 tahun dan lehernya sudah tidak dikerangkeng lagi. Dia melepaskan kerangkengnya karena dia ingin melanjutkan studi dan juga gara-gara pihak penguasa Mae Hong Son, menolak memberikan dia ijin untuk ber-imigrasi ke New Zealand. Pihak penguasa tidak memberikan ijin karena Zember dianggap mewakili wanita eksotik berleher jerapah yang juga menjadi icon wisata Thailand.


Zember mengakui bahwa memang ada dampak negatif terhadap kepariwisataan karena dewasa ini banyak terjadi ekodus wanita berleher jerapah ke luar negeri. Semakin banyak perempuan yang melepaskan kerangkengnya, lalu siapa lagi yang bisa diharapkan sebagai faktor wisata? Dan rupanya, Inilah yang dikuatirkan oleh pemerintah setempat dengan pelarangan tersebut.

"Dulu ketika saya masih sangat muda, saya bertekad untuk terus memakai kerangkeng leher demi memelihara tradisi, dan melestarikan budaya suku kami, jujur saya sedih harus melepaskan kerangkeng ini namun saat ini saya tinggal di kota, tak ada yang peduli siapa saya, dan tak ada lagi yang memandang saya dengan tatapan aneh. " Demikian antara lain pengakuan Zember.

Masih menurut Zember, di desanya, jika turis ingin menyaksikan perempuan dengan leher jerapah mereka harus membayar, karena perempuan dengan leher jerapah inilah yang merupakan objek wisata dan daya tarik tersendiri yang memang dipromosikan gencar-gencaran. Zember menyadari penuh bahwa, lambat laun perempuan leher jerapah hanya dijadikan sebagai komoditi untuk mengeruk uang demi kepentingan penguasa saja, karena uang yang masuk untuk kesejahteraan desanya sangat kecil dibanding yang jatuh ke pihak pegnguasa. Inilah yang membuat dia tidak happy dan merasa dieksploitasi habis-habisan. Selama ini memang penguasa Thailand yang gencar mempromosikan suku Kayan daripada pemerintah Burma. Dan wanita berleher jerapah jauh lebih popular di Thailand daripada di Burma sendiri.

Ya, tidak dapat dipungkiri bahwa wanita dengan leher jerapah masih merupakan objek wisata andalan yang banyak mendatangkan uang. Seperti diakui oleh salah seorang pemandu wisata yang bernama Wanchai Thiansiri. Sekitar 100 orang Kayan atau di Burma disebut Padaung, melarikan ke perbatasan Thailand akibat perang saudara yang makin intens terjadi di Burma sekitar akhir tahun delapan puluhan.

Masih menurut pengakuan Zember yang sejak berusia lima tahun tinggal di Thailand, wanita berleher jerapah sebagai objek wisata andalan, bahwa jika hendak memotret atau hanya sekedar memandangi mereka, turis harus merogoh kantong sekitar 250 baht







Photobucket

Cranial Binding



Ketika para arkeolog menemukan tengkorak-tengkorak aneh berbentuk memanjang di beberapa bagian dunia, segera muncul teori kalau tengkorak-tengkorak tersebut sebenarnya adalah milik para alien yang pada masa lampau mendatangi bumi. Benarkah begitu?

Saya sering mendapatkan pertanyaan mengenai tengkorak ini. Tetapi baru kali ini saya memutuskan untuk mempostingnya. Tengkorak ini telah banyak menimbulkan banyak kesalahpahaman karena bentuknya yang aneh dan tidak biasa. Namun, sebenarnya, ada penjelasan yang masuk akal mengenai keberadaannya.

Elongated Skull
Tengkorak-tengkorak misterius tersebut dinamakan elongated skull atau tengkorak memanjang yang mulai dikenal luas ketika Robert Connollymempublikasikan foto-foto yang diambilnya dari seluruh dunia.

Kebanyakan tengkorak seperti ini ditemukan di Peru di antara tengkorak-tengkorak suku Inca lainnya. Karena itu, tengkorak memanjang ini juga dikenal dengan sebutan Peruvian Skull atau Inca Skull.

Tengkorak serupa kemudian juga ditemukan di banyak negara lain di dunia, mulai dari Jerman, Perancis, Mesir, Afrika dan yang terbaru adalah di Siberia. Menariknya, di Mesir kita bisa menemukan relief pada bangunan-bangunan mereka yang menunjukkan adanya tokoh-tokoh yang memiliki bentuk kepala memanjang seperti ini.

Salah satu contohnya adalah ratu Nefertiti yang termashyur. Lalu, konstruksi ulang yang dilakukan terhadap kepala raja Tutankhamon juga menemukan kalau raja ini memiliki bentuk kepala memanjang seperti Nefertiti.

Dari dulu, memang banyak yang percaya kalau bangsa Mesir telah membangun piramida dengan bantuan alien. Adanya relief ini semakin membuat banyak orang yang percaya kalau beberapa tokoh Mesir yang ternama adalah keturunan alien.

Raja Tutankhamon dengan kepala memanjang



Relief yang menunjukkan ratu Nefertiti dengan topi besar
Walaupun koleksi Peru adalah yang paling terkenal di dunia, namun tengkorak Peru yang diperkirakan berusia sekitar 1.000 tahun itu bukanlah tengkorak memanjang tertua yang pernah ditemukan.

Pada tahun 1982, para peneliti menemukan tengkorak yang diklaim sebagai milik manusia Neanderthal yang berasal dari tahun 45.000 SM di gua Shanidardi Irak. Ini membuat tengkorak gua Shanidar menjadi tengkorak memanjang tertua yang pernah ditemukan.

Karena karakteristiknya yang aneh, maka spekulasi pun berkembang mengenai asal-usulnya.

Lalu, benarkah tengkorak ini milik dari alien atau makhluk misterius lainnya?

Darimana asal Tengkorak ini?
Sebagian peneliti UFO percaya kalau tengkorak ini adalah milik alien atau manusia keturunan alien (alien hybrid). Tetapi, tentu saja teori ini tidak bisa dibuktikan karena argumen ini juga didasarkan pada teori lain (teori ancient astronout) yang juga belum terbukti.

Lalu, peneliti lain menyatakan kemungkinan kalau tengkorak itu adalah milik ras manusia tertentu yang memang memiliki karakteristik kepala seperti itu. Namun, masalahnya adalah tengkorak memanjang ternyata ditemukan tersebar luas di banyak tempat di dunia. Ini membuat teori ini menjadi semakin tidak mungkin karena penyebaran ras di masa lampau sangat terbatas. Lagipula, hingga hari ini, para peneliti belum bisa mengidentifikasi ras yang dimaksud.

Teori yang lain lagi menyatakan kalau tengkorak memanjang tersebut mungkin adalah hasil dari sebuah penyakit yang mengubah ukuran kepala. Ini cukup bisa diterima karena pada masa modern ini, penyakit seperti itu memang ada. Namanya Craniosynostosis.



Tulang tengkorak bayi tersusun atas beberapa lempeng tulang. Celah di antara lempeng ini disebut sutura. Pada bayi yang baru lahir, sutura ini masih lebar dan belum tertutup rapat.

Jika Sutura tersebut menutup secara prematur, otak bayi akan bertumbuh ke arah sutura yang masih terbuka. Dengan demikian, kepala anak akan mulai memanjang. Inilah yang disebut Craniosynostosis.

Namun teori ini juga dipersoalkan mengingat Craniosynostosis tidak bisa menghasilkan kepala dengan bentuk memanjang yang sempurna. Pada banyak tengkorak memanjang yang ditemukan, bentuknya cukup sempurna sehingga terlihat kalau kepala itu seperti dibentuk dengan sengaja.

Karena itu, sekarang kita akan melihat teori lainnya yang dianggap sebagai jawaban paling masuk akal mengenai asal-usul tengkorak ini.

Cranial Binding - Modifikasi bentuk kepala
Menurut teori ini, tengkorak memanjang tersebut dihasilkan dari modifikasi kepala yang memang sengaja dilakukan oleh suku-suku purba. Teknik modifikasi ini disebut Cranial Binding.

Praktek seperti ini cukup umum ditemukan di negara-negara Amerika Latin pada masa lampau. Namun mulai menghilang ketika para misionaris kristen masuk ke wilayah-wilayah itu.

Sebagai catatan, modifikasi tubuh bukanlah sesuatu yang aneh dalam tradisi suku-suku purba di seluruh dunia. Misalnya, kita mungkin mengetahui mengenai suku Karen di Burma yang menaruh banyak gelang besi di lehernya sehingga leher mereka menjadi lebih panjang. Lalu, praktek Foot Binding yang dilakukan pada perempuan Cina masa lampau yang membuat telapak kaki mereka menjadi lebih kecil dan lain-lain.

Mengenai Cranial Binding, kita bisa menemukan tradisi ini disinggung dalam banyak catatan-catatan kuno.

Cranial Binding di dalam sejarah
Hippocrates, pada tahun 400 SM, pernah menulis mengenai sebuah suku yang disebutnya suku Macrocepheles karena praktek mereka dalam memodifikasi bentuk kepala.

Lalu, Freidrich Ratzel dalam bukunya yang berjudul The History of Mankindyang terbit tahun 1896 juga melaporkan adanya tradisi modifikasi kepala di Tahiti, Samoa, Hawai dan New Hebrides.

Lalu, suku Huns di Jerman juga mempraktekkan tradisi ini yang kemudian juga diikuti oleh suku-suku lain yang ditaklukkannya. Praktek serupa juga dilakukan oleh suku Aborigin di Australia dan beberapa suku Indian Amerika seperti Chinookan dan Choctaw.


Princess of the House of Este - Bangsawan Italia abad ke-15

Jika kita tidak memasukkan tengkorak memanjang yang diklaim sebagai kepunyaan manusia Neanderthal, maka mungkin bangsa Mesir adalah bangsa yang paling awal melakukan modifikasi kepala, yaitu sejak tahun 3.000 SM. Ini menjelaskan adanya relief yang menunjukkan beberapa tokoh yang memiliki bentuk kepala memanjang.

Jadi, budaya ini cukup mendunia.

Proses Cranial Binding
Proses Cranial Binding dilakukan sejak seorang bayi baru lahir ke dunia. Umumnya, mereka akan menggunakan kulit, tali atau kain untuk mengikat kepala bayinya hingga beberapa tahun ke depan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.


Modifikasi kepala yang dilakukan oleh suku-suku purba juga tidak hanya untuk menghasilkan bentuk kepala yang memanjang. Kadang, ada suku yang justru menginginkan bentuk kepala yang datar. Ini disebut Flattening Skull atau meratakan tengkorak kepala.
Mengapa Cranial Binding dilakukan?
Umumnya, modifikasi ini dilakukan sebagai tanda kecantikan dan penanda status. Di banyak suku, kepala yang memanjang mengindikasikan kalau ia adalah keturunan ningrat.

Selain itu, ada suku lain yang percaya kalau memanjangkan bentuk kepala dapat meningkatkan kecerdasan seseorang dan membuatnya lebih dekat kepada dunia roh. Kepercayaan ini salah satunya bisa ditemukan di suku di pulau TommanVanuatu.

Lalu, apakah tradisi ini masih bisa ditemukan pada masa kini?

Jawabannya adalah: Tentu saja!

Walaupun Cranial Binding dengan teknik yang ekstrim telah lenyap sekitar 100 tahun yang lalu, namun praktek yang lebih moderat masih bisa ditemukan pada masa modern ini.

Cranial Binding di Masa Modern

Karena itu saya mengatakan kalau penjelasan ini lebih masuk akal karena kita masih bisa menemukan contoh-contohnya di masa modern ini.

Misalnya adalah suku Mangbetu di Kongo Utara dan suku Zande di Afrika Tengah. Dalam kasus suku Mangbetu, Modifikasi kepala dilakukan sebagai ekspresi kecantikan dan tanda kepintaran. Mereka melakukannya dengan mengikat kepala bayi mereka dengan tali. Lalu, ikatan itu akan dikencangkan setiap beberapa bulan sehingga menghasilkan bentuk kepala yang diinginkan.




Walaupun banyak contoh yang bisa kita lihat, sebagian peneliti masih ragu dengan teori modifikasi kepala. Menurut mereka modifikasi yang dilakukan tidak bisa menyamai besarnya tengkorak-tengkorak Peru yang ditemukan.

Namun, Beatrice Blackwood dan PM Danby yang sejak lama menyelidiki modifikasi kepala percaya kalau ukuran kepala yang dihasilkan bisa berbeda tergantung dengan metode yang digunakan. Ini bisa ditemukan pada praktek salah satu suku di Papua Nugini yang ternyata menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk membentuk kepala.

Metode tertentu mungkin bisa menghasilkan ukuran kepala yang super ekstrem seperti pada tengkorak-tengkorak Peru.

Lalu, bukti lain yang menguatkan teori ini adalah fakta kalau tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan di wilayah yang suku-sukunya diketahui memang mempraktekkan Cranial Binding, seperti Peru, Mesir dan Eropa.

Jadi, saya rasa penjelasan ini lebih masuk akal dibanding teori lainnya yang tidak didukung oleh bukti yang kuat.

Satu-satunya pertanyaan yang mungkin masih belum terjawab oleh para peneliti adalah mengapa praktek ini bisa dilakukan di banyak wilayah di dunia oleh suku-suku yang berbeda yang terpisah oleh wilayah Geografis yang cukup jauh?

Siapakah yang mengajarkan mereka untuk melakukannya?

Apakah mereka belajar dari orang yang sama?






Photobucket

FOOT BINDING




Di seluruh dunia, selalu ada tradisi unik yang berakar pada budaya di tiap-tiap daerah. Salah satubudaya asing yang terkenal misalnya foot binding di China. Dalam tradisi ini, kaki anak wanita diikat (binding) dengan ketat. Tujuannya agar pertumbuhan kakinya dapat dihambat. Bahkan, berhenti sama sekali.
Bagi orang China, kaki wanita akan dinilai indah dan cantik bila berukuran (super) kecil. Oleh karena itu, tradisi ini tumbuh subur di kalangan wanita-wanita bangsawan di istana.

Latar belakang
Dalam bahasa China, pengikatan kaki disebut chanzu, tetapi banyak juga yang menyebutnya jinlian yang artinya 'bunga lotus emas'. Hal tersebut disebabkan kaki wanita yang diikat akan menyerupai bunga lotus yang belum mekar.
Ukuran kaki wanita ideal bagi mereka adalah bila berukuran kurang lebih 12 cm sampai 15 cm saja. Kaki yang sempurna adalah kaki yang ukurannya 7,5 cm. Kaki tersebut akan mendapat julukan sancun jinlian, atau golden lotus atau teratai emas.
Tidak ada catatan resmi sejak kapan tradisi ini dimulai. Yang ada hanya cerita rakyat dan legenda yang menceritakan bagaimana tradisi aneh ini dimulai.
Namun, ada sedikit catatan yang menuliskan bahwa tradisi ini mulai dikenalkan pada masa Dinasti Tang/Tangchao (618-907) di abad ke-10. Lalu, mulai menyebar pada zaman Dinasti Song (960-1297), namun sebatas di kalangan wanita bangsawan.
Tradsisi ini mulai dikenal luas dan diikuti oleh semua lapisan masyarakat pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911) hingga akhirnya mulai dilarang saat Revolusi Sun Yat Sen pada 1911.
Meskipun demikian, ada juga kelompok yang menghindari tradisi ini, seperti etnik Manchu dan Hakka. Mereka menghindari tradisi ini bukan karena alasan kemanusiaan, melainkan karena mereka kelompok palingmiskin dalam kasta sosial China, sedangkan foot binding identik dengan kalangan istana. Akibat tradisi ini, lebih dari satu milyar wanita China telah menjadi korbannya.

Proses Pengikatan
Sejak si gadis kecil berusia 2 tahun, proses pengikatan sudah bisa dimulai. Untuk masyarakat desa, biasanya pengikatan baru dimulai pada usia 13 tahun karena mereka harus membantu orang tua untuk mengurus sawah dan perkebunan.
Namun, tidak ada yang memulainya di atas usia 13 tahun karena tulang kaki sudah menjadi tulang keras yang sulit dibentuk. Berbeda dengan usia di bawah 13 tahun yang tulang kakinya masih merupakan tulang rawan.
Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

1. Perendaman
Proses pengikatan dimulai dengan merendam kaki dengan campuran airpanas, darah hewan, dan berbagai ramuan tumbuh-tumbuhan, dengan tujuan untuk melembutkan kulit.
Namun, ada juga yang memasukkan kaki ke dalam perut domba. Kemudian, dibiarkan selama kurang lebih dua jam dengan tujuan yang sama.
2. Pengikatan
Proses pengikatan dimulai dengan menyiapkan sepatu berbahan kain merah (simbol keberuntungan). Panjang sepatu kain tersebut ± 4-7 cm. Pemakaian sepatu ini harus melalui upacara keagamaan yang dilakukan di musim gugur agar pada musim dingin nanti kaki menjadi mati rasa.

3. Pemijatan
Setelah kaki direndam, proses selanjutnya adalah pemijatan. Kaki dipijat dan digosok dengan tujuan untuk menghilangkan kulit mati dan untuk mencegah timbulnya infeksi kuku kaki dipotong sependek mungkin.

4. Pemberian Tawas
Pemberian tawas dimaksudkan agar jaringan kulit dan pembuluh darahmengerut. Tawas disebar di antara jari-jari kaki. Adanya tawas juga dapat mengurangi risiko pendarahan dan pembusukan akibat keringat.

5. Pembalutan
Kain yang akan digunakan direndam terlebih dahulu dalam darah ataupun ramuan tumbuh-tumbuhan, sama seperti saat merendam kaki. Saat kain masih basah, segera balutkan ke empat jari kaki dan lipat ke arah telapak kaki. Kemudian, pembalut ditarik kearah berlawanan menuju tumit sehingga menekan tumit dan jari-jari kaki secara bersamaan. Ketika pembalut kering, ikatan kaki akan menjadi semakin erat.

6. Penjahitan
Terakhir adalah proses penjahitan. Kain yang telah membungkus kaki diikat di beberapa tempat. Maksudnya agar mencegah terurainya kain dan ikatannya.
Setiap dua atau tiga hari sekali, ikatan akan dibuka, kaki akan dicuci dan dipakaikan tawas. Kemudian, diikat kembali dengan lebih erat. Agar mendapatkan hasil sempurna, si gadis kecil dipakaikan sepatu khusus dan dipaksa untuk berjalan berkeliling.



Ciri-ciri utama dari kaki sempurna menurut masyarakat Cina pada masyarakat tradisional Cina antarta lain:
  1. Panjang kaki tidak boleh lebih dari 3 inci
  2. Jarak kelengkungan antara tumit dan telapak kaki harus sedalam 2-3 inci.
  3. Telapak kaki harus tampak seperti perpanjangan kaki dan bukan tampak sebagai penopang tubuh.
Bisa dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mementuk kaki yang dianggap sempurna dan bagaimana penderitaan yang harus mereka alami ketika menjalani proses pengikatan kaki tersebut












Photobucket

Jumat, 24 Desember 2010

Inovasi desain bra unik








Photobucket

Pengendara motor tergilas truck



















Photobucket

Fenomena Crop Circle


Crop circle is Back! Setelah ditunggu-tunggu, crop circle pertama di tahun 2010 akhirnya muncul di Old Sarum, Nr Salisbury, Wiltshire, pada tanggal 05 Mei 2010. Crop circle ini sepertinya akan menjadi pertanda dimulainya musim kemunculan crop circle di Inggris.







Kemunculan crop circle ini boleh dibilang sedikit terlambat karena pada tahun-tahun sebelumnya, crop circle biasa muncul di bulan April dan terus meningkat hingga pada puncaknya di bulan Juli dan Agustus.

Tapi paling tidak, Ia sudah muncul, dan mungkin masih akan muncul lebih banyak lagi. Jelas kabar baik bagi kalian yang gandrung dengan fenomena ini.
Crop Circle - Sejarah, Penjelasan dan Karakteristik

Crop circle merupakan salah satu misteri yang paling menarik di zaman modern ini. mungkin ini adalah satu-satunya misteri yang sejalan dengan seni yang indah.

Crop circle atau yang lebih dikenal dengan sebutan lingkaran ladang gandum adalah sebuah pola yang muncul dalam semalam pada ladang gandum dengan ciri merunduknya batangan gandum tersebut. Pada awalnya, crop circle hanya berbentuk lingkaran-lingkaran sederhana, namun memasuki tahun 1980an, crop circle berkembang hingga memiliki pola yang rumit dan tidak hanya berbentuk lingkaran.

Istilah Crop circle pertamakali diperkenalkan oleh Colin Andrew, salah satu peneliti crop circle ternama di dunia. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui, namun crop circle ternyata tidak hanya muncul di ladang gandum, melainkan juga di ladang jagung, keledai, sawah dan kebun bunga.

Sejarah Crop Circle
Sejarah Crop circle dapat dilacak hingga tahun 1678. Pada abad tersebut, ada sebuah ukiran kayu yang disebut "Mowing Devil" yang menggambarkan iblis sedang menggambar desain oval di sebuah ladang gandum.



Kisahnya mungkin sedikit mistik. Sang petani yang menolak tuntutan pekerjaan sang majikan, mengatakan bahwa lebih baik iblis yang mengerjakan tugasnya. Pada malam itu juga, Ladang gandum tersebut terlihat terbakar oleh api. Paginya lingkaran misterius berbentuk oval muncul di ladang tersebut.

Entahkan ini kisah nyata atau tidak, tidak ada yang bisa mengkonfirmasinya.

Laporan crop circle yang lebih modern dipublikasikan di majalah Nature edisi 29 Juli 1880. Pada tahun itu, seorang peneliti bernama John Rand Capron melaporkan adanya tanaman-tanaman gandum yang merunduk dan membentuk lingkaran sirkular.

Crop Circle - Mendunia
Crop circle mulai mendunia pada tahun 1980-an ketika media melaporkan banyak crop circle muncul di wilayah pedesaan Inggris, terutama di Wiltshire dan Hampshire. Bersamaan dengan kemunculan di Inggris, fenomena yang sama dilaporkan muncul di Australia dan Amerika Serikat.

Hingga saat ini paling tidak ada 12.000 Crop circle yang telah ditemukan di seluruh dunia, seperti Inggris, Rusia, Amerika Serikat, Kanada dan bahkan Jepang.

Crop Circle - tanda kemunculan
Menurut para saksi mata, Sebelum Crop circle muncul, selalu ada tanda-tanda aneh yang mendahului :

1. Adanya lingkaran-lingkaran cahaya aneh yang melayang-layang diatas ladang.



2. Terjadinya badai petir hebat.

3. Benda-benda elektrik tiba-tiba mati dengan sendirinya termasuk mesin mobil.

Karena itu hingga saat ini, teori sains yang paling populer mengenai dugaan penyebab kemunculan crop circle adalah akibat medan elektromagnetik yang berasal dari petir. Namun para ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir dapat menciptakan pola-pola yang indah.

Crop circle - Hoax atau Nyata ?
Pada tahun 1991, dua pria dari Southampton, Inggris bernama Dave Chorley dan Doug Bower mengaku telah membuat Crop circle sejak tahun 1976. Mereka membuat crop circle tersebut hanya dengan menggunakan sebuah papan, patok dan tali. Menurut mereka, hanya dengan menggunakan alat sederhana itu, mereka dapat membuat sebuah lingkaran dengan diameter 12 meter hanya dalam tempo 15 menit.

Majalah Time edisi 23 September 1991 menyebut pengakuan Chorley dan Bower dengan kutipan seperti ini :

"Pengakuan ini mengakhiri sebuah misteri paling populer yang pernah disaksikan Inggris dan dunia"

Benarkah anggapan majalah Time ? Apakah misteri ini telah terpecahkan?

Memang, banyak dari crop circle adalah buatan manusia, namun para peneliti menemukan karakteristik-karakteristik yang kelihatannya mustahil dapat dibuat oleh manusia.

Crop Circle - Karakteristik
Karakteristik yang ditemukan pada crop circle yang asli adalah sebagai berikut :

Batang gandum tidak patah
Pada crop circle yang asli, tanaman gandum tidak patah. Ia hanya merunduk seperti sebuah sendok plastik yang dipanaskan. Menurut para peneliti, hal ini bisa diakibatkan oleh semburan elektromagnetik yang deras kearah tanaman gandum hingga menambah kelembaban batang gandum yang memungkinkannya untuk merunduk tanpa patah.


Lubang-lubang kecil pada batang gandum
Ciri lainnya adalah ditemukan lubang-lubang kecil di batang gandum. Para peneliti menduga bahwa lubang ini tercipta akibat adanya semburan gelombang mikro yang terus-menerus yang menyebabkan kelembaban batang gandum berubah menjadi uap panas yang kemudian mencari jalan keluar dari batang gandum.




Pola Rumit
Memang, manusia yang berusaha membuat crop circle mampu membuat pola yang rumit, namun tidak dalam semalam. Crop circle asli terkadang memiliki pola geometri yang asing bagi kebanyakan orang. Salah satunya adalah pola Phi yang hanya berhasil dipecahkan oleh seorang ahli astrofisika !



Partikel Besi Mikro bermagnet
Ciri lain yang hampir mustahil ditiru oleh manusia adalah adanya Partikel Besi bermagnet yang ditemukan pertama kali oleh para peneliti dari BLT Institute. Partikel besi bermagnet tersebut memiliki diameter 10-50 mikrometer dan terdistribusi secara merata dan linear di perimeter Crop Circle. Menurut para peneliti, partikel besi ini mungkin muncul karena terciptanya kolom udara yang terionisasi (Plasma Vortex).






Perubahan struktur Kristalin batang gandum
Ciri lainnya adalah adanya perubahan struktur Kristalin pada tanaman gandum. Karakter ini hampir dipastikan tidak dapat ditiru oleh orang lain.

Perubahan komposisi kimiawi tanah

Peneliti lainnya juga menemukan pada beberapa kasus terjadi perubahan komposisi kimiawi tanah tempat terciptanya Crop circle.

Timbulnya medan magnet misterius di lokasi

Pada crop circle yang asli, umumnya terdapat medan magnet yang sangat kuat di dalam lingkaran formasinya. Medan magnet ini dapat mematikan peralatan elektrik. Ciri ini tidak ditemukan pada crop circle buatan manusia.

Crop Circle - Tantangan Sains
Pada tahun 2002, Discovery Channel menugaskan 5 insinyur aeronautic dan austronautic dari MIT untuk membuat Crop Circle. Syaratnya mereka harus membuat Crop circle yang paling tidak memiliki 3 ciri, yaitu :

1. Batang gandum yang tidak patah
2. Ada lubang-lubang uap pada batang gandum
3. Adanya partikel besi berdiameter 10-50 mikrometer yang tersebar merata secara linear di formasi Crop circle.

Tim tersebut kemudian membuat sebuah crop circle, lalu berusaha memasukkan 3 karakter diatas. Mereka menggunakan microwave emitter untuk meningkatkan suhu batang gandum hingga berubah menjadi uap. Mereka lalu menggunakan flamethrower untuk menyemprot partikel besi. Namun ternyata peralatan tersebut memakan terlalu banyak waktu dan tidak efektif sehingga mereka terpaksa menggunakan pyrotechnic untuk menyebarkan partikel besi secara merata.

Dengan seluruh teknologi canggih yang digunakan, para insinyur MIT hanya dapat menghasilkan 2 ciri dengan sempurna. Ciri ketiga, yaitu partikel besi tersebar tidak dengan merata.

Lagipula menurut peneliti Crop circle, para tim tersebut menggunakan ilmu pengetahuan dan peralatan canggih yang jelas diluar jangkauan para Hoaxer lainnya.

Bukan hanya di Inggris, Percobaan mereproduksi Crop circle ternyata pernah dilakukan oleh seorang peneliti Jepang bernama Y. Ohtsuki (Crop circle pernah muncul di sawah padi di Jepang).

Ia memang berhasil menciptakan karakter asli crop circle yaitu dengan cara menjatuhkan bola api plasma ke sebuah piringan yang ditaburi debu alumunium. Ya, karakteristik yang sederhana-pun membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup rumit.

Pernah suatu hari, para peneliti yang berusaha menciptakan kembali Crop circle dengan segala karakteristiknya menggunakan derek seberat 40 ton hanya untuk memasang penerangan agar mereka dapat bekerja pada malam hari. Atraksi itu menarik banyak penonton yang ingin tahu.

Crop circle asli muncul tanpa adanya atraksi dan keramaian seperti itu. mereka hanya muncul dengan tiba-tiba. Jadi sains modern masih belum bisa menjelaskan dengan sempurna fenomena ini.

Adakah penjelasan lain yang ditawarkan ?


Crop Circle - Penjelasan Lainnya

Bagi yang lain, ketika sains gagal mengungkap rahasia crop circle, mereka sampai kepada penjelasan alternatif, Yaitu crop circle adalah buatan alien.

Pada tahun 1966 terjadi laporan yang luar biasa aneh. Di sebuah kota kecil di Tully, Queensland, Australia, seorang petani tebu melaporkan adanya sebuah UFO yang terbang dari alang-alang. Ketika ia menyelidiki lokasi terbangnya UFO tersebut, ia melihat alang-alang diatas air rawa ditempat itu merunduk dalam pola lingkaran searah jarum jam. Luar biasanya, jalinan yang tercipta dari alang-alang tersebut mampu menahan berat 10 pria dewasa.

Di Inggris, beberapa saksi mata pernah melihat objek terbang tak dikenal pada malam munculnya Crop circle.

Saya pernah menyinggung soal ini di postingan saya yang berjudul : Crop circle bermotif suku maya muncul di Sillbury Hill.

Dalam postingan itu, saya menyinggung mengenai kesaksian seorang polisi yang melihat tiga pria tinggi sedang mengamati ladang gandum. Ketika petugas polisi menghampiri mereka, mereka lari dan menghilang. Dengan segera polisi tersebut mendengar suara berdengung statik yang aneh, dan ia menyaksikan batang-batang gandum mulai merunduk mengiringi suara dengungan itu. Malam itu juga disekitar situ seorang saksi berhasil memotret objek terbang tidak dikenal.

Apakah Crop circle adalah jejak UFO yang tertinggal ? Ataukah kode rahasia yang ingin disampaikan kepada umat manusia ? tentu saja tidak ada yang bisa memastikannya.

Namun dugaan ini dibuat semakin panas akibat adanya pengakuan seorang mantan sersan polisi di Inggris yang mengaku bahwa para petani di Inggris dibayar oleh pihak militer untuk segera membuldoser crop circle segera setelah mereka muncul.

Apakah militer Inggris mengetahui sesuatu yang tidak boleh diungkapkan ?

Saya rasa, bertentangan dengan anggapan majalah Time. Misteri ini akan tetap hidup di abad modern ini sampai kita benar-benar mendapatkan bukti sains yang solid dan masuk akal. Atau, apakah mowing devil benar? Mungkinkah crop circle memang dibuat oleh setan sendiri ?



Photobucket